Taman Bhagawan, Goa Gajah, Tegalalang, Ubud
Setelah Agak puas keliling2 di sekita kuta selatan, hari ke tiga ini kita menuju utara Bali. Sesuai rencana pagi2 kami masih menikmati suasana di nusa dua, yang kebetulan sebelah hotel kami adalah taman Begawan, taman yang dipersiapakan untuk acara resepsi besar, pernikahan atau sekedar untuk bersantap, tapi juga bagus buat foto-foto.
Pkl 14:00, waktu menunjukan pukul check in hotel. Setelah berbelanja sedikit buat souvenir, kami menuju hotel kami, tetapi dari jalur yang tidak biasa alias jalan tikus. Seru juga loh menyelusuri sekitaran ubud dengan jalan tikusnya. Kita akan menemukan banyak hal yg benar2 asli budaya bali. Kami memasuki tegalalang melalui jalur kintamani lalu berbelok ke arah tegalalang, sedikit lebih memutar tapi asik, melewati hutan bamboo, sawah, temu dengan wilayah yang jauh dari turis.
Saya cocok banget sama hotel ini, suasanya sangat desa, redup ketika malam hari tiba, tapi pelayanannya sangat bagus. Kebetulan pemiliknya tinggal disitu juga, jadi bisa berinteraksi sama tamu. Dan kebetulan dia peyayang anjing, dan punya anak kecil, jadi cocok bisa bersahabat dengan anak anak saya.
ok...Langsung aja dech yee setelah selasi urusan administrasi kita langsung nyebur ke kolam renang.. brrrr dingin juga bro suhu udara sore itu di tegalalang.
Sore ini kita habiskan main dihotel dan mandi di Bathup yang setengah openair, bisa liat lembah wah keren banget.
Pkl 18:00 berhubung udara dingin , abis berenang, maka kompensasinya perut lapar, oleh sebab itu kita putuskan turun gunung, alias ke Ubud, yang kita2 perlu waktu +- 15-30 menit. Sepanjang perjalanan turun gunung, sisi kiri dan kanan jalan dipenuhi toka souvenir yang sudah mulai siap siap tutup. Tidak lama kemudian kami sampai dipersimpangan jalan menuju raya Ubud, wah Ternyata ubud kalo malem lebih tenang, mungkin turis2 asia yang cuma berkunjung setengah hari udah pada pulang ya, jadi yang sisa kebanyakan Turis barat. Cari parkir juga jauh lebih mudah. Kebetulan dapat disamping lapangan bola.. eh ternyata disitu ada pedestarian mirip jalan jonker di melacca. Ini lokasi sudut yg relatif baru di ubud ( baru 1 th-an ), Namanya Jln Karna Street, lokasinya belakang pasar Ubud. Kontur jalannya menarik, sedikit semerawut karea motor masih boleh lewat..( mustinya dilarang, kalo bener2 pedestarian ). Disepanjang jalan penduduk melakukan open house, jd kita bisa masuk kerumah penduduk dan ngobrol2, melihat konsep asli rumah bali. Sehubung beberapa hari makan masakan Bali melulu, eh ternyata disana nyempil sate Madura dan soto ayam,, wah pas dach.. kita makan disana.. pas bayar saya kira harganya mahal eh,, sama tuch kayak sate depan rumah,,, ehm boleh juga ini abang. ternyata yg beli banyak juga orang asing, kayaknya mereka eksotic dengan rasa bumbu kacangnya. Setelah daging ayam, kambing masuk perut, kita kembali menyusuri Ubud , ehm baru pertama kali ke sini malem malem, ternyata enak banget suasananya, sepanjang jalan cafe2 tersebar, banyak turis asing yang makan malam, disudut jalan ada pusat budaya yang menawarkan show tari kecak, penuh juga yang nonton. Kepengen juga sich nonton tapi jam sudah menunjukan pukul 20.30 kayaknya musti kembali ke hotel, anak anak udah pada ngantuk.